Monday, July 17, 2017

Admin

GEREJA YANG BERBAGI

By  
Renungan, Selasa 18 Juli 2017

Baca: 2 Korintus 9:6-15

Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2 Korintus 9:7)

Seorang penulis anonim bersyair tentang gereja yang hidup dan yang mati: Gereja yang hidup selalu mengeluarkan dana lebih besar dari pendapatannya; gereja yang mati tidak butuh banyak uang. Gereja yang hidup mendukung pelayanan misi; gereja yang mati menyimpan sendiri uangnya. Gereja yang hidup penuh dengan orang yang memberi dengan sukacita; gereja yang mati penuh dengan penggerutu yang susah memberi. Gereja yang hidup mensponsori dibukanya gereja baru; gereja yang mati takut berbagi dana, waktu, dan talenta. Gereja yang hidup berani berbagi oleh iman mereka dalam Kristus; gereja yang mati merasa tak punya cukup sumber daya untuk berbagi! 

Paulus menegaskan bahwa ketika kita berani berbagi dan memberi, maka kita akan diperkaya secara rohani. Dan, secara mengejutkan, hati orang yang memberi dengan sukacita tidak akan merasa kehilangan. Sebab, setiap orang yang memberi, ia juga melayani. Hal ini melimpahkan ucapan syukur kepada Allah (ay. 12). Menurut penelitian A.T. Robertson, bahasa asli kata “melimpahkan” di sini berarti “memenuhi dengan menambahkan terus”. Betapa indahnya bila segala berkat rohani itu terus ditambahkan bagi kita—tak habis-habis—yakni saat kita mulai berbagi! 

Agar gereja bertumbuh, hidup, dan bergerak dinamis, mau tak mau ia harus berbagi. Ketika setiap anggotanya punya gaya hidup saling berbagi dan memberkati, maka ucapan syukur terus bertambah. Pelayanan pun terus bergerak dan berkembang. Lebih banyak jiwa terus tertarik untuk bergabung. Mari, hidupkan gereja kita!

—AW/www.renunganharian.net

                                                 KETIKA GEREJA MULAI TERBUKA UNTUK BERBAGI 
BARULAH IA MULAI DITERIMA SEBAGAI SAKSI
Read More

Thursday, July 13, 2017

Admin

Bertatap Muka

By  
Renungan, Jumat 14 Juli 2017

Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. —Keluaran 33:11

 Meski saat ini dunia kita sudah terhubung secara elektronik dengan begitu luasnya, tetap saja tidak ada yang dapat mengalahkan kebersamaan yang dilakukan dengan tatap muka. Saat kita bertukar cerita dan tertawa bersama, tanpa disadari, kita bisa merasakan perasaan lawan bicara kita hanya dengan melihat mimik mereka. Para kerabat atau sahabat yang saling mengasihi tentu merasa senang sekali apabila mereka dapat bertemu dan bertatap muka.

Kita melihat hubungan seperti itu terjadi antara Tuhan dengan Musa, orang yang dipilih Allah untuk memimpin umat-Nya. Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun, Musa semakin mantap mengikut Allah. Ia bahkan terus mengikut Allah walaupun bangsanya memberontak dan menyembah berhala. Setelah bangsa itu menyembah anak lembu tuangan dan bukan Tuhan (lihat Kel. 32), Musa mendirikan kemah di luar perkemahan sebagai tempat untuk bertemu Allah, sementara bangsa itu melihatnya dari kejauhan (33:7-11). Ketika tiang awan yang melambangkan kehadiran Allah turun ke kemah itu, Musa berbicara atas nama bangsanya. Allah berjanji bahwa kehadiran-Nya akan menyertai mereka (ay.14).

Karena kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya, kita tidak lagi membutuhkan seseorang seperti Musa untuk berbicara kepada Allah bagi kita. Sebaliknya, seperti yang dinyatakan Yesus kepada murid-murid-Nya, kita dapat menjalin persahabatan dengan Allah melalui Kristus (Yoh. 15:15). Kita pun dapat berjumpa dengan Allah, saat Dia berbicara kepada kita seperti seseorang berbicara kepada sahabatnya. —Sheridan Voysey

Nanti muka dengan muka langsung akan kukenal. Tuhan Yesus, Juruselamat, Pengasihku yang kekal! —Carrie E. Breck (Kidung Jemaat, No. 267)

Kita dapat berbicara kepada Tuhan layaknya berbicara dengan sahabat.
Read More

Wednesday, July 12, 2017

Admin

KETIKA SITUASI SULIT

By  

Renungan, Kamis 13 Juli 2017

KETIKA SITUASI SULIT

Baca: Keluaran 2:1-10

Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani” (Keluaran 2:6) 

Jika berada dalam situasi sulit dan penuh risiko, bagaimana Anda menghadapinya? Mundur sebelum berjuang, pasrah tanpa usaha, atau menghadapinya habis-habisan? Ada sisi menarik dari bacaan hari ini yang dapat kita jadikan pelajaran.

Peristiwa penyelamatan bayi Musa dari bahaya melibatkan peran penting para perempuan di sekitarnya—dan masing-masing mewakili satu sikap. Sifra dan Pua adalah bidan yang takut akan Allah sehingga mereka enggan membunuh bayi Ibrani, meski tindakan itu bertentangan dengan aturan raja (1:17).

Yokebed adalah ibu yang kreatif memecahkan masalah (ayat 3). Ini tampak lewat gagasannya untuk menyelamatkan bayi Musa. Miriam, sang kakak, ialah pribadi pemberani. Ia tidak takut menemui putri Firaun demi perawatan adik bayinya (ayat 4, 7). Dan, putri Firaun ialah pribadi yang berbela rasa walau ia tahu bayi Musa adalah bayi orang Ibrani, kaum yang menjadi budak di negerinya (ayat 6).

Bahkan, dalam belas kasihnya, Putri Firaun mengangkat bayi itu sebagai anak (ayat 10). Takut  akan Tuhan,  kreativitas, keberanian, dan belas kasihan—itulah sikap-sikap dari para pribadi yang menghantar Musa kecil selamat dan bertumbuh besar (ayat 10).

Tentu ada banyak sikap yang bisa kita ambil sebagai respons saat menghadapi situasi sulit; dengan aneka rupa dampak yang mengikutinya. Keempat sikap yang kita cermati hari ini—di dalam kesadaran penuh akan kedaulatan Allah yang terlibat dan memegang kendali atas situasi apa pun—merupakan respons yang tepat dalam menghadapi situasi sulit yang bisa datang kapan saja.—DKL

SITUASI SULIT BUKANLAH JALAN BUNTU DI TANGAN TUHAN, BISA JADI IA ADALAH PINTU

Read More

Tuesday, July 11, 2017

Admin

Ketika Allah Mendiagnosis Umat-Nya

By  
Renungan, Rabu 12 Juli 2017

Ketika Allah Mendiagnosis Umat-Nya

Bacaan   : Mazmur 51:1-13
Setahun : Mazmur 101-105
Nas       : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (Mazmur 51:4)



Pernahkah Anda marah-marah karena merasa kesakitan saat dokter menekan bagian dari tubuh Anda? Kemungkinan besar Anda tidak akan marah karena mengetahui alasan dokter melakukan hal tersebut. Ya, dokter sedang melakukan diagnosis awal untuk mendeteksi kemungkinan penyakit yang Anda derita. Bagian tubuh tertentu yang sakit ketika ditekan menandakan ada yang "tidak beres" dan perlu diobati.

Dalam kehidupan Daud, Allah sedang bertindak seperti dokter ketika Dia mengutus nabi Natan untuk menegur kesalahan dan dosanya (2Sam. 12). Untunglah Daud menyadari kesalahannya dan bertobat ketika Allah sedang "menekan" bagian yang tidak beres dalam hidupnya. Ia tidak marah ketika Tuhan menegurnya. Mazmur yang baru saja kita baca adalah ungkapan penyesalan dan pertobatan Daud. Ia berseru agar Allah membersihkan dirinya dari semua kesalahannya, serta menahirkan dia dari dosanya (ay. 2). Allah pun mengampuni Daud, sekalipun Daud tetap harus menanggung konsekuensi dari perbuatannya.

Dalam kehidupan ini, terkadang Tuhan akan bertindak seperti dokter, terutama ketika kita berbuat dosa. Caranya bisa bermacam-macam, salah satunya lewat teguran dari hamba Tuhan atau saudara seiman yang kita kenal. Barangsiapa membuka hatinya akan mengalami kesembuhan dan pemulihan, seperti yang dialami oleh Daud. Sebaliknya, barangsiapa menolak teguran Allah, kesembuhan dan pemulihan dari Allah tidak akan pernah dialami. Jika saat ini Allah sedang ingin "mengobati" kehidupan kita, maukah kita membuka hati supaya disembuhkan ? --GHJ/www.renunganharian.net


ALLAH TIDAK PERNAH SALAH
MENDIAGNOSIS KESALAHAN DALAM KEHIDUPAN KITA.


Read More
Admin

Berserah kepada Yesus

By  
Renungan, Selasa, 11 Juli 2017

Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. —Roma 6:11


Mereka menyebutnya “Jejak Kaki Iblis”. Itu merupakan cetakan mirip jejak kaki pada batu granit yang terletak di sebelah gereja di Ipswich, Massachusetts, Amerika Serikat. Menurut legenda, “jejak kaki” tersebut muncul pada suatu hari di musim gugur tahun 1740, saat penginjil George Whitefield berkhotbah dengan begitu bersemangatnya hingga Iblis melompat dari menara gereja dan mendarat di batu granit tersebut ketika hendak melarikan diri keluar kota.

Walaupun itu hanya merupakan legenda, kisah tersebut mengingatkan kita tentang kebenaran firman Allah yang menguatkan kita. Yakobus 4:7 mengingatkan, “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”

Allah telah memberi kita kekuatan yang diperlukan untuk melawan musuh dan pencobaan di dalam hidup kita. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “[kita] tidak akan dikuasai lagi oleh dosa” (Rm. 6:14) karena kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita melalui Yesus Kristus. Ketika kita dicobai dan kita berpaling kepada Tuhan Yesus, Dia akan memampukan kita untuk teguh berdiri dengan kekuatan-Nya. Tidak ada satu hal pun yang kita hadapi di dunia ini yang dapat mengalahkan-Nya, karena Dia “telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33).

Sang Juruselamat akan menolong kita pada saat kita menyerahkan diri dan kehendak kita kepada-Nya dalam ketaatan kepada firman-Nya. Ketika kita memilih untuk berserah kepada-Nya dan tidak menyerah pada pencobaan, Dia sanggup menolong kita menghadapi pergumulan hidup ini. Di dalam Allah, kita pasti menang. —James Banks
Tuhan Yesus, aku menyerahkan kehendakku kepada-Mu hari ini. Tolong aku untuk selalu dekat dengan-Mu di setiap waktu dan mengasihi-Mu dengan selalu menaati-Mu.
Doa orang percaya yang terlemah sekalipun . . . membawa kengerian bagi Iblis. —Oswald Chambers



Read More

Sunday, July 9, 2017

Admin

Karib Dengan Tuhan

By  
Renungan, Senin 10 Juli 2017

Karib Dengan Tuhan


Nas: Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara    
     kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. (Keluaran 33:11)

Dengan sahabat karib, kita lebih mengenal sifat, kebiasaan dan kesenangannya. Kadang sebelum dia berbicara, kita sudah tahu apa maunya. Demikian pula Musa. Ia akrab dengan Tuhan. Keinginannya bisa ia ungkapkan langsung kepada Tuhan dengan berhadapan muka.

Padahal, tidak seorang pun yang dapat melihat Allah dan tetap hidup. Hanya orang yang suci hatinya yang dapat melihat Allah. Setelah peristiwa anak lembu emas, Musa membentangkan sebuah kemah di luar perkemahan orang Israel agar setiap orang yang mencari Tuhan dapat datang ke kemah itu. Ini merupakan anugerah bagi bangsa Israel, mengingat mereka adalah bangsa pemberontak. Dosa menghalangi keakraban mereka dengan Tuhan. Namun anugerah-Nya tetap nyata bagi mereka melalui Kemah Pertemuan. Di Kemah Pertemuan itu, Tuhan berbicara dan menyatakan janji penyertaan kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.

Bisa akrab dengan Allah tentu merupakan anugerah. Anugerah yang direspons dengan penyembahan dan ketaatan pada kehendak-Nya. Menjadi karib dengan Allah akan merasakan dan menikmati hadirat Tuhan. Bagi kita, Kristuslah pengantara kita yang mempersatukan kita dengan Allah. Melihat Kristus berarti melihat Allah karena di dalam Dialah seluruh kepenuhan Allah berada. Di dalam Kristus, kita dapat bergaul akrab dengan Allah, melalui persekutuan pribadi dengan Allah tiap-tiap hari. Namun tentu keakraban itu harus direspons dengan hidup suci dan taat pada firman-Nya.
--ENO/www.renunganharian.net * * *


KEAKRABAN DENGAN TUHAN
MEMBUAT KITA SEMAKIN MUDAH MENGERTI KEMAUAN-NYA.



Read More

Thursday, July 6, 2017

Admin

Minggu Tutup

By  

Renungan Hari Sabtu, 08 Juli 2017

Minggu Tutup

Bacaan   : Lukas 10:25-28
Setahun : Mazmur 78-80
Nas       : Kata Yesus kepadanya, "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." (Lukas 10:28)

Minggu/Hari Libur Tutup. Informasi ini sering kita lihat di pintu atau kaca depan sebuah toko atau restoran. Namun, ada yang berbeda dengan gerai waralaba cepat saji bernama Chick-fil-A, yang diprakarsai oleh S. Truett Cathy. Seluruh gerai Chick-fil-A tutup pada hari Minggu supaya karyawan dapat beribadah, menikmati kebersamaan dengan keluarga, serta menyegarkan kembali kondisi karyawan sebelum kembali bekerja.

Komitmen S. Truett Cathy, mengenai tutupnya seluruh gerai Chick-fil-A pada hari Minggu dilandasi oleh rasa hormatnya akan hari Sabat. Komitmen yang menunjukkan bahwa pria yang meninggal pada September 2014 silam ini sangat mengasihi Tuhan. Namun tidak hanya itu, Cathy mewujudkan kasihnya kepada Tuhan dengan mengasihi para karyawan dan keluarga mereka. Ia bisa saja "memaksa" seluruh karyawan untuk bekerja pada hari Minggu, tetapi Cathy tidak melakukannya. Komitmen pria ini mengingatkan kita pada pengajaran Yesus tentang mengasihi Allah dan sesama. Dua hukum yang berbobot sama di hadapan Allah, juga sebagai rangkuman dari seluruh Hukum Taurat dan kitab para nabi. Bagi yang melakukannya, Yesus berkata, "Engkau akan hidup!"

Mengasihi Allah dan sesama seperti dua sisi koin mata uang- tak bisa dipisahkan karena saling melengkapi. Setiap hari, Tuhan juga membuka kesempatan bagi umat-Nya untuk mengasihi Dia dan sesama. Kita pun dapat melakukan dua hal tersebut pada hari ini juga, tanpa harus menunggu menjadi pemilik restoran waralaba. Mari kita lakukan! --GHJ/www.renunganharian.net

ORANG YANG MENGASIHI TUHAN AKAN TERPANCAR LEWAT KASIHNYA KEPADA SESAMA.

Read More
Admin

Kebaikan Sejati

By  

Renungan Hari Jumat, 07 Juli 2017.

Kebaikan Sejati

Karena saya bertumbuh besar di Jamaika, orangtua membesarkan saya dan saudara perempuan saya untuk menjadi “orang baik”. Di rumah kami, baik itu berarti menaati orangtua, bicara jujur, berhasil di sekolah dan pekerjaan, dan pergi ke gereja . . . setidaknya saat Paskah dan Natal. Saya pikir definisi tentang orang baik seperti itu dimiliki oleh banyak orang, apa pun budayanya. Bahkan di Filipi 3, Rasul Paulus memakai definisi “baik” dalam budayanya untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam.

Sebagai orang Yahudi yang taat di abad pertama, Paulus mengikuti persis norma dan hukum moral dalam budayanya. Ia lahir dalam keluarga yang “baik”, berpendidikan “baik”, dan beragama dengan “baik”. Bisa dikatakan, Paulus adalah contoh ideal dari orang baik menurut budaya Yahudi. Di ayat 4, Paulus menulis bahwa ia bisa saja membanggakan semua kebaikannya itu. Namun, sebaik apa pun dirinya, Paulus menyatakan kepada pembacanya (dan kita semua) bahwa ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada menjadi orang baik. Ia tahu bahwa menjadi orang baik, meski itu sendiri adalah baik, tidaklah sama dengan menyenangkan hati Allah.

Menyenangkan hati Allah, seperti yang ditulis Paulus di ayat 7-8, berarti mengenal Yesus. Paulus menganggap segala kebaikan dirinya sebagai “sampah” jika dibandingkan dengan “pengenalan akan Kristus Yesus, . . . lebih mulia dari pada semuanya.” Yang baik—dan menyenangkan Allah—adalah beriman dan berharap hanya kepada Kristus, bukan pada kebaikan diri kita sendiri. —Karen Wolfe

Ya Allah, dalam usahaku menjalani hidup yang baik, tolonglah aku mengingat bahwa mengenal Yesus adalah satu-satunya jalan kepada kebaikan sejati.

Yang baik—dan menyenangkan Allah—adalah beriman dan berharap hanya kepada Kristus, bukan pada kebaikan diri kita sendiri.

Read More

Wednesday, July 5, 2017

Admin

Melakukan Lebih Dahulu

By  

Melakukan Lebih Dahulu

Kami dengan sabar menolong anak kami untuk segera pulih dan menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya bersama keluarga kami. Trauma dari pengalaman awalnya di panti asuhan telah memicu sejumlah perilaku negatif. Meskipun saya mencoba semampu saya untuk memahami segala kesulitan yang pernah ia alami, saya merasa mulai menarik diri secara emosional darinya karena perilakunya itu. Dengan malu, saya menceritakan pergumulan saya kepada terapisnya. Jawaban sang terapis menyentak saya dengan lembut: “Ia menunggu kamu untuk melakukannya lebih dahulu . . . untuk menunjukkan kepadanya bahwa ia layak menerima kasihmu, sebelum ia bisa mengasihi kamu.”
Yohanes membawa para penerima suratnya untuk mengalami kedalaman kasih yang luar biasa, ketika ia menyebutkan kasih Allah sebagai sumber sekaligus alasan untuk mengasihi satu sama lain (1Yoh. 4:7,11). Saya harus mengakui bahwa saya sering gagal menunjukkan kasih seperti itu kepada sesama, baik itu orang yang tak saya kenal, teman-teman, atau anak-anak saya sendiri. Namun, kata-kata Yohanes ini membangkitkan dalam diri saya suatu keinginan dan kemampuan baru untuk mengasihi sesama: Allah lebih dahulu mengasihi kita. Dia mengutus Anak-Nya untuk menunjukkan kepenuhan kasih-Nya bagi setiap dari kita. Saya sangat bersyukur Allah tidak menarik diri dari kita, sesuatu yang cenderung kita lakukan terhadap sesama.
Meskipun perbuatan dosa kita membuat kita tidak layak, Allah tetap kukuh untuk menunjukkan kasih-Nya kepada kita (Rm. 5:8). Kasih yang dinyatakan-Nya “lebih dahulu” mendorong kita untuk merespons dan mencerminkan kasih itu dengan saling mengasihi. —Kirsten Holmberg

Tuhan, terima kasih karena Engkau tetap mengasihiku meski aku berdosa. Tolonglah aku untuk “lebih dahulu” mengasihi orang lain.

Allah lebih dahulu mengasihi kita supaya kita bisa mengasihi sesama.

Read More

Tuesday, July 4, 2017

Admin

Kualitas Seorang Murid

By  


Bacaan   : Kisah Para Rasul 2:1-40
Setahun : Mazmur 60-66
Nas       : Jadi, seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. (Kisah Para Rasul 2:36)

Kualitas Seorang Murid

Sebuah perusahaan setidaknya akan memerhatikan beberapa hal dalam merekrut seorang karyawan. Setidaknya terdapat tujuh hal, yaitu: kapabilitas, kapasitas, kreativitas, karakter, kredibilitas, komitmen, dan kompatibilitas calon karyawan. Para calon karyawan harus memenuhi syarat-syarat tersebut untuk dapat diterima.

Jika perusahaan lebih senang mencari karyawan yang berkualitas dan siap kerja, berbeda dengan Yesus. Dia justru lebih memilih murid-murid yang belum memenuhi syarat sebagai murid yang berkualitas. Bukan hanya ketika pertama kali Yesus memilih mereka, namun juga ketika dimuridkan oleh Yesus, bahkan hingga akhirnya Yesus mati dan bangkit kembali. Tidak ada tanda-tanda mereka telah memenuhi kriteria sebagai murid yang berkualitas. Salah satunya adalah Petrus. Mungkin Yesus sengaja memilih orang-orang biasa agar bisa Dia pakai secara luar biasa.

Semuanya menjadi berubah ketika Roh Kudus memenuhi mereka. Kuasa Tuhan mengubah hidup mereka. Petrus, murid yang pernah menyangkal Yesus karena ketakutannya, berubah menjadi seorang yang begitu berani memberitakan Kabar Baik kepada begitu banyak orang, sehingga 3.000 orang bertobat dan dibaptis (Kis. 2:41). Begitu pula para murid yang lain. Mereka dipakai secara luar biasa oleh Roh Kudus dalam memberitakan Kabar Baik.

Mungkin kita merasa tidak memiliki kualitas seorang murid yang baik. Kita merasa tidak layak menjadi murid-Nya. Namun, seperti Tuhan sanggup mengubah Petrus dan para murid lain dengan cara yang ajaib, begitu pula Dia sanggup mengubah kita sebagai murid-Nya.

--SPP/www.renunganharian.net

TUHAN DAPAT MEMAKAI SIAPA SAJA UNTUK MENJADI MURID-NYA,
BAHKAN YANG NAMPAK BURUK DI MATA DUNIA

Read More

Monday, July 3, 2017

Admin

PJJ Tgl 02 – 8 JULI 2017

By  
Siajar-Ajaren Radu Pentar
Mazmur 78 : 1-8

Tema : Siajar-Ajaren Radu Pentar.

LATAR BELAKANG
1.      Bangsa Israel eme bangsa siipilih ras siikususken Dibata guna jadi alatNa nehken keselamatan man kerina bangsa. Emaka selaku bangsa Tuhan, bangsa Israel arus nggeluh erkemalangan ras patuh ndalanken kai siiperentahkenNa. Gelah ibas bangsa Israel erkemalangan ras patuh ndalanken perentahNa, bangsa Israel nggo nehken tanggungjawabna peseh keselamatan nandangi kerina bangsa.
2.      Ibas rangka sie, ende-enden Asap enda nuriken kerna perbahanen-perbahanen Dibata singgo ipesehNa man bangsa Israel tupung bangsa Israel i Mesir ras ndarat i Mesir nari ku Taneh Kanaan. Ende-enden Asap enda bentukna pengajaren, gelah lit tanggungjawab kalak Israel guna nuriken man kesusurenna kerna perbahanen-perbahanen Dibata e. Alu bage kalak Israel banci meteh kerna perbahanen-perbahanen Tuhan si mejin siisehkenNa man bangsa Israel, janah mbiar ia ras nggit ndalanken perentah-perentah Tuhan. Bangsa Israel tuhu-tuhu jadi bangsa sierkemalangan man Tuhan. Alu kata sideban, bangsa Israel tek man Tuhan ras lanai jadi bangsa pemberontok bagi icidahken nini ninina ndube.
3.      Bangsa Israel arus jadi bangsa sierkemalangan man Tuhan ras ndalanken kerina perentah-perentahNa. Emaka la ngena ate Tuhan adi bangsa Israel jadi bangsa pemberontak man Tuhan. Sebab adi jadi bangsa pemberontak pasti ihukum Tuhan. janah enda me sijadi man nini nini bangsa Israel, i ja tupung bangsa Israel la megiken kata Dibata kerna muat leto asa cukupna, sebab lit si muat leto melala, emaka ipeturah Tuhan pinakit emaka nterem si mate (Kel. 16:14-20; Bil: 11:32-34). Bagepe tupung Musa i deleng Sinai, ndekahsa akapna Musa nusur i deleng Sinai nari, emaka ibahanna sada lembu emas jadi dibatana, ras atena mimpin ia ibas perdalanen ku taneh Kanaan. Lembuh emas e jadi gancih Musa selaku pemimpin, emaka ihukum Tuhan ia kerina (bdk. Kel.32; Bil.14:1-30; 16, 25). Bangsa Israel ibas kesusuren simbaru enda la banci bage. Emaka bangsa Israel arus megiken pengajaren Tuhan. Inti pengajaren e me nuriken kerna kuasa Tuhan ras perbahanenNa si mejin, bagepe tanda-tanda kuasa siilakoken Tuhan. bagepe hukumen Tuhan man bangsa Israel. Pengajaren enda arus iajarkan angkatan ku angkaten (generasi ku generasi). Kerina kuasa Tuhan ras perbahanenNa si mejin, bagepe tanda-tanda kuasa Tuhan, ras  hukumen Tuhan banci sioge ibas ayat 12-67).
4.      Kerina kuasa Tuhan ras perbahanenNa simejin, bagepe tanda-tanda kuasa Tuhan ras penghukuman Tuhan, tujunna guna nelamatkan bangsa Israel ras ngaloken pasu-pasu ibas Dibata nari. Emaka kerina enda arus ituriken ku generasi selanjutna.
5.      Pengajaren nggeluh ibas kepatuhen ras ndalanken pedah Dibata eme perentah Tuhan. Emaka bangsa Israel arus ndalanken perentah Tuhan enda. Jadi pengajaran enda labo terjeng nuriken perbahanen-perbahanen Tuhan singgo lewat. Tapi lebih asangken sie, gelah bangsa Israel banci meteh adi la nggit megiken kata Dibata, ihukum Dibata ia.

APLIKASI
            Lit piga-piga cara gelah kita banci jadi pentar eme arah ngoge (tulisan) ras megi (mendengar). Fungsi jadi pentar gelah kita banci ngelakoken simehuli singena ate Tuhan. Jadi salah adi terjeng meteh keadaan doni enda ras gelah la itokohi kalak ngenca.
            Lit sekalak pahlawan nasional gelarna Sam Ratulangi nina : Sitou Tou Tumo Tumou Tou si ertina manusia memanusiakan manusia. Jadi kita manusia bertanggungjawab ngajarkan man temanta manusia gelah temanta e jadi manusia, jadi pentar. Alu bage kita iajarkan gelah kita la jadi kalak egois. Pemeteh si lit bas dirinta arus ibagiken man kalak sideban.
            Adi kita pentar la saja negara jadi makmur, tapi pe negara e nggeluh ibas kedamen, keadilan ras mpraktekken keleng ate. Bagepe gereja nggeluh ibas kedewasaan kiniteken. Sebab fungsi gereja nehken kai singena ate Tuhan ibas doni enda, em siidalanken kita. Bagepe nggeluh kita ibas kerembaken man Tuhan. Janah silakoken kai singena ate Tuhan ibas kegeluhenta tep-tep wari. Emaka adi lit cuping begikenlah (bdk. Markus 4:23). Enda me sierbahanca malem ateta. Emaka mari kita siajar-ajaren ibas simehuli gelah radu pentar kita. Janah perlu siteh ibas kita mbagiken kepentarenta man kalak sideban, berarti kita nggo jadi pancur pasu-pasu Tuhan man kalak sideban. Tapi perlu siteh siimaksudken siajar-ajaren i jenda, la saja kita singajarken man kalak sideban, tapi pe kita nggit megiken pengajaren kalak sideban.
            Situhuna adi siperdiateken kai singgo ilakoken gerejanta (GBKP), khususna Perpulungen Jabu-Jabu (PJJ), je lit siajar-ajaren, sebab radu kita nuriken penggejapen.
            Perlu siteh ibas kita nehken siajar-ajaren, berarti kita saling membagi pemeteh ras pengelaman. Sebab siteh lit keterbatasan bas kita. Tapi pemeteh sidat kita arus ka sipraktekken ku bas kegeluhenta. Alu bage siajar-ajaren enda arus nggeluh ibas kiniteruken ukur.
            Jadi kalak pentar merupakan sura-suranta kerina, emaka mari kita nggeluh siajar-ajaren. Adi sinen ibas kamus Karo-Indonesia, tulisan Darwin Prinst, nina : Pentar bali ras pintar. Bahasa Karo Pentar, bahasa Indonesiana pintar.

Pdt. Steven Kumenit, STh.M.Min.
Read More
Admin

Trio Cikarang

By  



GBKP Runggun Cikarang ....Serpang Pulah

Mamre GBKP Runggun Cikarang




Read More
Admin

KPI Mamre Lembang

By  


KPI Mamre Lembang


Read More
Admin

Simaba Randana

By  
Simaba Randana





Read More
Admin

Kunjungan ku Lapas Deltamas 08 Juli 2017

By  
Kunjungan ke Lapas

Ibas hari Sabtu, 08 Juli 2017. Lit Acara kunjungan ke Lapas Deltamas.
i harapeken setiap sektor mengutus perwakilan, minimal 1 orang.
Apai ateta mbuat bagin banci ikut teh membereken sumbangan berupa
sabun batangan ras sampo sachet.
Sumbangan banci i perpulung pas acara PJJ, sektor masing-masing.

Bujur. Tuhan Yesusu simasu-masu.

Read More
Admin

Acara Penyambutan Pdt.Ekwin Wesly Ginting, S.Th, M.Div di GBKP Cikarang.

By  

Acara Penyambutan Pdt.Ekwin Wesly Ginting, S.Th, M.Div, tanggal 02 Juli 2017 di GBKP Cikarang

 Kebaktian minggu pada tanggal 02 juli 2017 di GBKP Cikarang diadakan acara Acara Penyambutan Pdt.Ekwin Wesly Ginting, S.Th, M.Div.
Pendeta Ekwin Wesly Ginting, S.Th, M.Div merupakan pendeta defenitif pertama yang ditempatkan di GBKP Cikarang oleh Moderamen dan Klasis Bekasi Denpasar sebagai Pendeta penuh waktu. Selama ini GBKP Cikarang dilayani oleh Pdt. I.B Manik sebagai pendeta paruh waktu.
Acara penyambutan ini juga diadakan kebaktian membuka kunci rumah Pendeta ( rumah pastori ) yang telah di siapkan sebelumnya untuk menyambut Pdt. Ekwin Ginting. Dalam sambutanya Pdt.Andreas Joseph Tarigan, S.Th, M.Div ini merupakan salah satu sejarah penting bagi GBKP Cikarang dalam proses perjalannya sebagai sebuah Runggun.

Dari runggun Sitelu Sada juga memberikan kata sambutan dalam acara sambut ini, runggun Sitelu Sada merupakan tempat Pendeta Ekwin Ginting bertugas sebagai pendeta penuh waktu.
Sebagai acara penyambutan dan ramah tamah, sambutan juga di sampaikan oleh BPMR Cikarang, BP Mamre, BP Moria, BP Permata, BP Ka-Kr dan juga sambutan Pengurus PJJ dari setiap sektor ( Betlehem, Yerusalem, Getsmane, Sion dan Nazaret ).


Setelah semua memberikan kata sambutan, Pendeta Ekwin Ginting juga memberi kata sambutan sebagai penutupan dari rangkaian kata sambutan yang telah di sampaikan sebelumnya.

Acara penyambutan ini juga di meriahkan dengan acara landek-landek dan keyboard.
Read More
Admin

Membesarkan Anak

By  
Membesarkan Anak


"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu" [ Amsal 22:6 ].


Yang dimaksud dengan orang muda dalam ayat ini adalah anak kecil. Pada umumnya istilah anak kecil yang dimaksud berumur sekitar 5 tahun. Alkitab mengajarkan supaya anak kecil dididik menurut jalan yang patut baginya. Apabila hal ini dilakukan, maka akan genaplah janji yang indah ini yaitu, pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu. Seorang anak yang dididik dengan benar, akan menjadi setia sampai masa tuanya. Anak ini tidak akan menyimpang kekiri atau kekanan, ia tidak akan murtad, ia tidak akan meninggalkan Tuhan, ia akan setia sampai akhirnya. Betapa indahnya janji firman Tuhan ini, terutama bagi para orang tua. Ada suatu kepastian bahwa anak-anaknya tidak akan menyimpang dari jalan Tuhan.

Tetapi sering kita lihat dari pengalaman, bagaimana seorang anak yang rajin pergi ke sekolah minggu, ketika menjadi remaja hilang entah kemana. Atau seorang pemuda/i yang aktif dalam pelayanan kekristenan, ketika menikah tenggelam dalam rutinitas rumah tangga tanpa tujuan, misi dan visi yang jelas. Mengapa demikian ? Alkitab menjelaskan penyebabnya, yaitu karena ia tidak dididik menurut jalan yang patut baginya. Ia tidak setia di jalan yang seharusnya ia lalui, karena memang ia tidak dilatih untuk menempuh jalan itu.

Setiap anak mempunyai suatu jalan yang seharusnya ia lalui, jika ia ingin berhasil sebagai pelayan Tuhan, sebagai suami/isteri, dan sebagai profesional Kristen. Tetapi anak kecil tidaklah mengetahui jalan itu, juga ia belum dipersiapkan untuk melaluinya dengan tekun. Siapa yang bertanggung jawab untuk memberitahukannya, dan melatihnya agar ia dapat melaluinya dengan setia? Tentu saja Orang tualah yang bertanggung jawab dalam hal ini, karena kepada orang tuanya anak-anak ini dititipkan Tuhan. Ayat diatas dapat ditulis sedemikian, " Hai orang tua, didiklah anak-anakmu;"

Dalam pengalaman kita, sering dijumpai anak-anak dari "pelayan Tuhan" yang nakal dan susah diatur. Anak-anak ini bahkan terluka pada orang tuanya karena merasa kurang diperhatikan. Mereka merasa orang tuanya lebih memperhatikan "pelayanan" dari pada diri mereka.

Memang membesarkan anak, tidak langsung terlihat hasilnya. Banyak orang tua Kristen lebih senang mengerjakan sesuatu yang langsung dapat dilihat hasilnya, entah itu karier atau apa yang disebut pelayanan. Saatnya, orang tua Kristen perlu belajar memahami cara kerja Allah dalam penyelamatan dunia ini. Allah mulai dari satu orang bapa yaitu Abraham, dan penyelamatan ini baru akan dirampungkan oleh keturunannya berabad-abad bahkan berzaman-zaman kemudian. Bagaimana seandainya anak Abraham, nakal-nakal dan susah diatur? Bagaimana jika seandainya Ishak dan Yakub tidak setia di jalan yang harus ditempuhnya? Semoga perintah dalam Amsal 22:6 ini ditaati oleh para orang tua Kristen, dan semoga genaplah janji Tuhan dengan bangkitnya anak-anak yang setia menempuh jalan yang harus dilaluinya.
Read More
Admin

PJJ Tgl. 25 Juni - 1 Juli 2017

By  
Tema : SEHKENLAH KEHAMATEN MAN TUHAN (Imamat 22:1-2, 31-33)

“Ola ipeterukndu gelarKu si badia; e maka mehamat lah perbahanndu nandangi persembahen si badia si ipersembahken bangsa Israel man bangKu. Aku kap TUHAN.”

Penjelasen Bahan Ogen & Renungen

Umumna melala Gereja-gereja arus utama (bagi GKI, HKBP, GBKP, GPIB, GKJ, rsd.) jarang ngerana soal persembahen entah pe katakenlah perduiten, berbeda ras Gereja-gereja aliran Kharismatik. Alasen si rusur ipake : sungkan, kurang sopan adi Gereja ngerana soal perduiten, entah pe, “pasti ada apa-apa di balik khotbah”, rsd. Tapi situhuna, Pustaka si Badia mbue ngerana soal persembahen, soal perduiten.

Ibenaken i bas Padan si Ndekah, asum Habil ras Kain nehken persembahen man Tuhan (Kej. 4), asum Jakub erpadan nehken persembahen persepuluhenna i bas kasa kai si ibereken Tuhan man bana (Kej. 28:22). Benaken si e, persembahen labo hanya sada kerelaan, tapi pe enggo sada kearusen (kewajiben) man Israel. I bas Kel. 25:2 jelas Tuhan sendiri merentakennca man Musa gelah kerina kalak Israel erbahan sada persembahen man Tuhan. Ertina, bangsa Israel nehken persembahen man Tuhan sebage sada kearusen si idalankenna alu kerelaan. Sabab tuhu-tuhu igejapina uga Dibata si tetap masu-masu kegeluhen bangsa enda, janah persembahen e iendesken sebage pengataken bujur man Tuhan. Allah memberkati dan umat berterima kasih. Ras i bas pengataken bujurna si iendesken man Tuhan rikutken pasu-pasu si enggo ibereken Tuhan bas geluhta sekalak-sekalak (Ul. 16:16-17). Labo hanya arah keriahen ukurta, tapi rikutken pasu-pasu si ibereken Dibata man banta. Sabab lit deba kalak mbue kel pemere Dibata man bana tapi meriah ukurna nehken persembahen (kolekte) 5.000 rupiah. Padahal situhuna ngasup ia nehken kolekte (persembahen) 50.000 rikutken pasu-pasu Dibata si seh man bana. Ertina, i je lit sikap menggo, erkiteken kebiasaan ras labo sigejapken maka Dibata nge situhuna ulu kerina sialoken kita, termasuk kesehaten, gegeh, kiniliten, dame sejahtera, rsd.

I bas bahan PJJ sekali enda ngerana kita kerna nehken kehamaten man Tuhan. Tuhan merentahken man Musa gelah Harun ras anak-anakna sebage imam banci tetap nehken kehamaten man Tuhan i bas kerina dampar kegeluhenna, secara khusus nandangi persembahen si badia si ipersembahken bangsa Israel man Tuhan. Adi la mehamat entah menggo i bas nehken persembahen berarti seri ras mpeteruk ras njuruken gelar Tuhan si badia. Arus iakui bangsa enda, maka Dibata nge Tuhan si badia, si enggo encidahken kuasa ras keleng ateNa arah mpedarat bangsa Israel i bas Mesir nari kenca 430 tahun itaban i Mesir (Kel. 12:40). Adi rikutken teksta (judulna “Kebadian Persembahen”) maka kebadian persembahen ibenai arah totalitas kegeluhen imam ras keluargana (bdk. Im. 21-22) si arus nggeluh bagi si ngena ate Tuhan. Imam sebage perantara umat ras Dibata subuk i bas nehken persembahen, mindo pengalemi dosa rsd., maka imam selaku si berhubungen langsung ras Dibata arus “badia” gelah ula sempat ncurnaken gelar Tuhan si badia.

Read More
Admin

BERJUANG SESUAI KEBENARAN

By  
Baca: Roma 10:1-3

Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka bahwa mereka sungguh berapi-api untuk Allah, tetapi tanpa pengertian. (Roma 10:2

Saulus sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Ia membela agamanya dengan menggunakan kekerasan. Ia menindas “Jalan Tuhan”, mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan (Kis. 9:1-2). Saulus merasa sedang membela kebenaran, tetapi tanpa disadari ia sebenarnya menganiaya Tuhan. Setelah bertemu dengan Tuhan Yesus secara pribadi, Saulus mengalami jamahan-Nya dan hidupnya pun berubah. Ia kemudian dikenal sebagai Paulus. 

Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Rasul Paulus memberi kesaksian tentang bangsa Israel bahwa mereka pun sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan berusaha untuk mendirikan kebenaran sendiri sehingga mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah (ay. 2-3). Nabi Hosea menyatakan, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah” (Hos. 4:6). 

Janganlah kita giat bagi Allah dengan pengertian yang salah. Banyak orang sungguh-sungguh giat membela “Tuhan” dengan menggunakan kekerasan, bahkan sampai mengorbankan nyawanya dan nyawa orang lain. Giat bagi Allah tanpa pengertian yang benar bisa membawa kepada kebinasaan. Orang seperti itu berusaha mendirikan kebenarannya sendiri dan tidak takluk kepada kebenaran Allah. Kebenaran Allah ada dalam Yesus dan hanya melalui Yesus saja kita diselamatkan (Yoh. 14:61:17). Janganlah kita bergantung kepada kebenaran pribadi. Hanya karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, bukan oleh usaha atau upah melakukan sesuatu (Ef. 2:8-9).

—IN/www.renunganharian.net


MENEGAKKAN KEBENARAN SENDIRI MENDATANGKAN KEBINASAAN; 
MENGANDALKAN KEBENARAN ALLAH MENDATANGKAN KESELAMATAN




Read More

Sunday, July 2, 2017

Admin

Pujian Mamre Gbkp Sitelu Sada

By  
Cikarang - Ibadah wari e enda tgl 02/07/207 i meriahken penampilan ara mamre sitelu sada nari, alu mbereken lagu pujiian.

Penampilan mamre gbkp sitelu sada i gbkp cikarang, tentu nambah kemeriahan i bas erminggu ras muji dibata.

Read More